Kabupaten Jember, Jawa Timur, memiliki potensi besar di sektor perikanan dan kelautan. Salah satu potensi itu ada pada tempat pelelangan ikan di Kecamatan Puger yang membutuhkan modernisasi.
Demikian dikemukakan Retno Asih Juwitasari, legislator Partai Nasional Demokrat di DPRD Jember, Sabtu (30/11/201). “Kita selalu memunggungi lautan. Padahal lautan merupakan kekuatan dan berkah bagi Jember karena memiliki bentang pantai yang luas,” katanya.
Padahal, lanjut Retno, apabila melihat struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Jember, pertumbuhan 5,23 persen pada 2018 sebagian besar masih disumbangkan oleh pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini menyumbangkan PDRB 27,39 persen.
Kabupaten Jember, Jawa Timur, memiliki potensi besar di sektor perikanan dan kelautan. Salah satu potensi itu ada pada tempat pelelangan ikan di Kecamatan Puger yang membutuhkan modernisasi.
Demikian dikemukakan Retno Asih Juwitasari, legislator Partai Nasional Demokrat di DPRD Jember, Sabtu (30/11/201). “Kita selalu memunggungi lautan. Padahal lautan merupakan kekuatan dan berkah bagi Jember karena memiliki bentang pantai yang luas,” katanya.
Padahal, lanjut Retno, apabila melihat struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Jember, pertumbuhan 5,23 persen pada 2018 sebagian besar masih disumbangkan oleh pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini menyumbangkan PDRB 27,39 persen.
Strategi kedua, kata Retno, adalah meremajakan TPI Puger dengan sarana dan prasarana. “Ini agar TPI Puger bersih, higienis sebagaimana layaknya TPI modern, baik seperti TPI Muara Baru maupun pasar ikan Tsukiji di Jepang. Pasar yang bersih dan higienis tidak hanya dapat menarik minat orang untuk datang, tapi juga untuk menjaga kesehatan ikan hasil tangkapan,” katanya.
“Saya membayangkan apabila TPI Jember mampu diremajakan dan dimodernisasi, maka tidak hanya bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pedagang ikan, tapi juga menjadi destinasi wisata yang dapat memberi sumbangan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perikanan,” kata perempuan berwajah ayu ini.
Strategi ketiga yang disodorkan Retno adalah menjaga manajemen pasokan ikan dan stabilitas harga. Peran pemerintah di sini dibutuhkan, agar hasil penjualan ikan tidak merugikan nelayan dan pedagang, serta tidak membuat konsumen membeli terlampau mahal.
“Pemerintah harus membukakan akses pasar seluas-luasnya, agar hasil tangkapan mampu terserap oleh pasar dengan harga yang menyejahterakan nelayan dan pedagang ikan. Perluasan akses pasar dapat dilakukan dengan memperbaiki pasar ikan di Jember maupun pasar domestik. Selain itu juga perlu peningkatan pengolahan ikan, sehingga memberikan nilai lebih bagi nelayan dan pedagang,” tambah Retno bersemangat.
Strategi yang terakhir adalah penyediaan sumber permodalan bagi nelayan dan pedagang ikan oleh pemerintah. “Akses permodalan menjadi penting karena akan membuat nelayan dan pedagang ikan dapat melaut,” kata Retno.
Retno juga mendorong pemerintah untuk memenuhi amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. “Dalam salah satu amanahnya adalah pemerintah memastikan perlindungan risiko bagi nelayan. Pemenuhan asuransi perikanan akan menjamin resiko kecelakaan kerja,” katanya.